Belmawa Lakukan Monev Implementasi MKWK Berbasis Proyek di Politeknik ATMI

Belajar Kolaboratif, Penguatan Karakter, dan Dampak Sosial Menjadi Fokus Evaluasi

Surakarta, ATMI — Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) Program Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Berbasis Proyek di Politeknik ATMI Surakarta, Kamis (13/11). Tim monev dipimpin oleh Prof. Dr. Arqom Kuswanjono, S.S., M.Hum., didampingi para evaluator dari Belmawa.

Kegiatan monev ini merupakan bagian dari upaya kementerian memastikan transformasi pembelajaran MKWK berjalan efektif, relevan, dan berdampak langsung bagi mahasiswa maupun masyarakat. Politeknik ATMI menjadi salah satu perguruan tinggi penerima bantuan yang dinilai berhasil mengintegrasikan model Project-Based Learning (PjBL) pada MKWK seperti Pancasila, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Agama.

Dihadiri PT Mitra dan Mahasiswa

Kegiatan yang berlangsung di Kampus 1 Politeknik ATMI ini dihadiri pula oleh perwakilan perguruan tinggi lain, yaitu Politeknik Piksi Ganesha Indonesia, UNU Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), serta mahasiswa Politeknik ATMI yang mengikuti implementasi proyek di sekolah-sekolah mitra Solo Raya.

Acara dibuka oleh perwakilan panitia dan dilanjutkan sambutan dari Direktur Belmawa. Dari pihak tuan rumah, kegiatan difasilitasi oleh Unit Pelaksana Akademik Mata Kuliah Wajib Kurikulum (UPA-MKWK) Politeknik ATMI yang diketuai oleh St. Agus Wijayanto, S.S., M.Hum.

Dalam arahannya, Prof. Arqom menekankan pentingnya inovasi pembelajaran MKWK yang tidak berhenti pada ruang kelas. “MKWK harus membantu mahasiswa memahami nilai-nilai kebangsaan melalui pengalaman nyata, bukan hanya menghafal. Melalui PjBL seperti yang dilakukan ATMI, mahasiswa perlu kita bentuk tidak hanya pandai tetapi menjadi baik,” ujarnya.

Dalam sesi paparan, tim ATMI menyampaikan hasil implementasi proyek mahasiswa yang telah dilakukan bersama sekolah mitra seperti SMP Pangudi Luhur Bintang Laut, SMP Regina Pacis, SMK Negeri 9 Surakarta, SD Negeri 1 Kleco, dan SD Marsudirini.

Beberapa proyek yang mendapat perhatian evaluatori antara lain:

  • Toleransi di Tangan Anak Bangsa – mural dan media kampanye toleransi. 
  • Energi untuk Bumi dan Bangsa – edukasi energi terbarukan, lomba robot angin berbahan daur ulang.
  • Citizenship Campaign: Aku Warga Baik, Indonesia Hebat! – kampanye anti-bullying.
  • Civic Engagement Project – penguatan karakter dan kepedulian sosial.

Para evaluator mencatat bahwa pendekatan ATMI mampu menggerakkan mahasiswa untuk terlibat aktif sebagai fasilitator, bukan hanya peserta kuliah. Interaksi mahasiswa dengan siswa sekolah mitra dinilai mendorong tumbuhnya empati, kepemimpinan, komunikasi, dan kompetensi sosial lainnya.

Dalam sesi diskusi, Belmawa mengapresiasi kesiapan dokumen pedoman, RPS berbasis PjBL, serta sistem dokumentasi multimedia yang rapi. Tim monev juga mencatat bahwa ATMI memiliki dukungan

institusional yang kuat, mulai dari jajaran direksi hingga kelompok dosen MKWK.

St. Agus Wijayanto menyatakan bahwa ATMI telah menyiapkan regulasi internal agar penerapan PjBL dapat diintegrasikan secara berkelanjutan ke dalam kurikulum MKWK. Kami ingin memastikan pendekatan ini bukan sekadar program hibah, tetapi menjadi budaya akademik yang hidup, ujarnya.

Suasana Monev: Reflektif, Kritis, dan Kolaboratif

Suasana monev berlangsung dinamis melalui sesi tanya jawab dengan perwakilan dosen dan mahasiswa. Para peserta dari kampus lain juga memberikan komentar, saran, serta membandingkan praktik masing-masing kampus.

Perwakilan mahasiswa ATMI menyampaikan kesan dan pengalaman langsung ketika mendampingi siswa dalam proyek sosial di lapangan—mulai dari tantangan membangun kepercayaan diri hingga belajar memecahkan masalah bersama.

Setelah penutupan acara pada pukul 12.00 WIB, rangkaian monev dilanjutkan dengan visitasi lapangan ke lokasi implementasi proyek untuk melihat hasil kegiatan secara langsung.

Langkah Lanjutan

Prof. Arqom berharap ATMI dapat menjadi rujukan praktik baik pembelajaran MKWK berbasis proyek di pendidikan tinggi vokasi. Belmawa akan merangkum hasil monev nasional ini sebagai dasar penyusunan kebijakan pembelajaran MKWK tahun berikutnya.

Dengan dukungan kementerian dan komitmen ATMI, model pembelajaran MKWK berbasis proyek ini diharapkan mampu menjadi salah satu terobosan yang memperkuat karakter, kompetensi sosial, dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungannya.