Politeknik ATMI Surakarta

TETAP PRODUKTIF DI MASA PANDEMI

Virus Corona yang muncul lebih kurang 1.5 tahun yang lalu dan menyebar ke seluruh dunia menyebabkan perubahan besar dalam tata kelola dunia. Banyak hal yang terdampak dari kemunculan virus yang menciptakan pandemi ini. Bukan saja kesehatan masyarakat yang terancam tetapi juga sektor lain, seperti ekonomi, pendidikan, pariwisata, olah raga, dll.

Virus Covid 19 ini benar-benar  “melumpuhkan” dunia. Upaya pemerintah dan badan kesehatan dunia (WHO) belum bisa sepenuhnya menaklukkan virus ini, sebab virus ini mengalami mutasi terus menerus dan penyebarannya masih masif dan angka kematian bagi orang yang terpapar akhir-akhir ini justru meningkat tajam. Virus semakin ganas. Sampai saat ini belum ada otoritas atau ahli yang bisa memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Semua pihak berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi virus ini.

ATMI Menyikapi Pandemi

Virus Corona dan seluruh aspek yang ditimbulkannya merupakan petaka bagi dunia pendidikan. Bentuk pembelajaran dari offline ke online (daring) merupakan upaya maksimal yang bisa dilakukan agar pendidikan bagi kaum muda masih bisa dilaksanakan. Hasilnya memang kurang bagus karena banyaknya keterbatasan, seperti ketidaksiapan pengampu dan anak didik dalam melaksanakan pembelajaran online, sikap mental anak didik yang menganggap pembelajaran online seperti “liburan”. Secara umum bisa dikatakan bahwa suasana pembelajaran tidak maksimal. Hal ini bisa dilihat dari capaian anak didik yang menunjukkan rendahnya keterserapan materi pembelajaran.

Politeknik ATMI Surakarta, sebagai kampus vokasi memiliki kesulitan yang lebih besar dari pada kampus-kampus lain yang berbasis teori. Kekhasan dan kekuatan ATMI terletak pada kemampuannya memadukan unsur teori dan praktik. Mahasiswa ATMI diharuskan mampu mengkonseptualisasi yang praksis dan mempraktikkan yang konseptual. Mereka harus mampu membuat gambar teknik dari barang yang akan dibuat, sekaligus bisa mengubah gambar teknik tersebut menjadi barang jadi. Teknik itu bukan ilmu yang bersifat teoritis saja, tetapi merupakan ilmu praktis, artinya yang dikonseptualisasi harus bisa dipraktikkan (dibuat menjadi barang jadi).

Metode pendidikan yang demikian ini menjadikan ATMI tidak bisa dijalankan jikalau hanya melalui model daring (kuliah online). Kuliah praktik tidak bisa dilakukan secara daring. Praktik harus dilakukan di Lab atau bengkel mesin, oleh karena itu, kendati berada dalam situasi pandemi, atas ijin dari pemerintah setempat,  ATMI tetap memberlakukan kuliah offline, dimana seluruh mahasiswa pada jam kuliah praktik bisa hadir di kampus untuk melakukan kuliah praktik.

Tindakan ini diambil agar pendidikan tetap bisa dijalankan sesuai standard ATMI. Kita tidak pernah tahu kapan pandemi akan berakhir. Kita juga tidak ingin anak didik kita kehilangan kesempatan belajar. Itulah sebabnya ATMI tetap melaksanakan pembelajaran offline kendati dalam situasi pandemi. Namun, kesehatan dan keselamatan mahasiswa dan dosen/instruktur tetap menjadi perhatian penting. Oleh karena itu agar kuliah praktik bisa dijalankan maka dibuat kebijakan baru antara lain mengubah jadwal pembelajaran (blok), pengurangan durasi jam praktik dan pengaturan shift untuk kuliah praktik.

Sistem blok yang dimaksud adalah, pengalokasian kuliah teori/praktik secara bersamaan dan dalam waktu tertentu. Semua kuliah teori ditempatkan di awal tahun kuliah dan dilaksanakan dengan model daring. Sementara kuliah praktik dilakukan setelah kuliah teori selesai. Durasi kuliah praktik yang sebelum pandemi dilaksanakan selama 8 jam sehari, 5 hari seminggu (40 jam), dikurangi menjadi 5 jam sehari, 5 hari seminggu (25 jam). Shift juga dibagai menjadi 3 (pagi, siang dan sore). Tujuannya adalah agar semua mahasiswa mendapatkan mesin untuk praktik dan pelaksanaan praktik sesuai protokol kesehatan (menjaga jarak).

Demi menjaga keselamatan mahasiswa dan dosen/instruktur, kegiatan belajar mengajar dijalankan dengan sangat ketat. Protokol kesehatan sangat ditekankan dengan melakukan 5 M serta menyediakan infrastruktur yang mendukung pelakasanaan protokol kesehatan. ATMI menyadari bahwa virus corona adalah virus yang sangat berbahaya oleh karena itu segala upaya dilakukan oleh ATMI agar kampus ini aman untuk belajar dan berproduksi sehingga meskipun dalam masa pandemi, ATMI tetap produktif. Setiap mahasiswa dan instruktur yang melakukan praktik harus menjalankan protokol kesehatan dengan sangat ketat.

Hidup Berdampingan Dengan Virus Corona

Jika kegiatan pendidikan dibekukan karena takut akan daya rusak virus corona terhadap kesehatan manusia, maka yang terjadi adalah adanya sebuah generasi yang mengalami kebodohan karena tidak mendapatkan pendidikan. Ini sangat membahayakan masa depan manusia. Sadar akan situasi yang ada, ATMI memilih sebuh jalan hidup yang lebih progresif, bukan dengan diam dan berpangku tangan, tetapi belajar hidup berdampingan dengan virus agar dalam situasi sulit ini ATMI masih bisa produktif. Tentu ada resiko yang harus ditanggung dan biaya yang harus dibayar. Misalnya biaya pengamanan (kesehatan) yang meningkat mulai dari penyediaan bilik desinfektan, penyedian tempat cuci tangan, foging, swab/pcr, vaksinasi, dll. ATMI juga menyediakan ruang isolasi mandiri jika ada mahasiswa yang terpapar virus corona sekaligus menyiapkan tim satgas covid yang akan mengurus segala hal yang terkait dengan Covid 19 dan segala dampak yang ditimbulkannya.

Kegiatan pembelajaran offline yang dilaksanakan di ATMI bukan merupakan pembangkangan terhadap kebijakan pemerintah yang menginstruksikan agar perkuliahan dilakukan secara daring. Pembelajaran ini dilakukan sebagai upaya untuk tetap produktif meskipun harus hidup berdampingan dengan virus. Kuiah offline ini dilaksanakan secara terukur sehingga kesehatan dan keselamatan mahasiswa dan instruktur tetap terjaga.