IGNATAIUS DAY

31 Juli adalah peringatan wajib St. Ignatius Loyola, pendiri tarekat Serikat Yesus. Di komunitas-komunitas Jesuit (termasuk di kolese kolese Jesuit) biasanya Tanggal 31 Juli dijadikan sebagai Ignatius Day. Tahun 2021 merupakan momen istimewa karena bertepatan dengan 500 tahun bertobatnya St. Ignatius Loyola.

Dalam menyemarakkan Ignatius Day, Kolese Mikhael Surakarta mengadakan dua kegiatan yang sangat penting dan  menarik:

  1. Webinar Pembedaan Roh
  2. Misa Perayaan Ignatius Day

Kedua kegiatan tersebut dilakukan secara online mengingat kegiatan ini dilaksanakan pada saat PPKM Level IV sedang berlangsung. Kehadiran peserta dalam kegiatan ini secara virtual. Kendati dilaksanakan hanya secara virtual, namun tidak mengurangi kedalaman dari kegiatan ini.

WEBINAR PEMBEDAAN ROH

Tema Webinar dalam rangka menyemarakkan kegiatan Ignatius Day adalah  MENENTUKAN PILIHAN DALAM DISKRESI IGNATIAN. Tema ini merupakan breakdown dari tema besar PEMBEDAAN ROH dalam kehidupan kerja. Seminar online ini diprakarsai oleh Campus Ministry ATMI Surakarta dengan mengundang pembicara tunggal Romo Agustinus Setyo Darmono, SJ (Rm. Nano), seorang imam jesuit yang secara serius mempelajari Spiritualitas Ignatian di Belanda.

Hadir sebagai peserta webinar seluruh dosen/karyawan Politeknik ATMI Surakarta, guru SMK Mikael dan beberapa tamu undangan dari luar kolese. Host Acara Dewi Padma, alumni ATMI sekaligus dosen/instruktur ATMI. Kegiatan yang dimoderatori oleh J. Rubiyanto ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Juli 2021.

Webinar yang berlangsung selama kurang lebih 120 menit itu dibagi dalam dua bagian: presentasi dari Rm. Nano dan sesi tanya jawab. Materi dibawakan dengan sangat baik dan mudah dipahami oleh peserta webinar karena materinya sangat pragmatis (langsung menyangkut kehidupan sehari-hari) dan dibawakan dengan enak serta menggunakan bahasa yang sederhana.

Pesan besar yang disampaikan Rm. Nano adalah MEMILIH ROH BAIK SUPAYA HIDUP KITA BAIK. Cara untuk mencapai pilihan yang tepat itu adalah dengan menyeimbangkan proporsi penggunaan akal (pikiran)  dan hati dalam suasana hati yang bebas. Menurut beliau Roh baiklah yang membentuk AKAL BUDI & SUARA HATI dengan baik. Hal ini bisa ditatih dengan menghidupkan dalam diri kita Kebaikan manusiawi dan kebaikan Ilahi.

Menurut beliau, jika manusia TIDAK MENDIDIK Akal Budi, Suara Hati dan Kebebasan dengan baik maka manusia akan terjatuh dalam pola hidup konsumeris, egois, hedonis, dan segala hal buruk lain yang terkait dengan nafsu seperti gampang marah, otak mesum, tukang ngrasani, gossiper, menikam teman sendiri, ngeyelan atos ndhase, otoriter, penyebar hoax, tukang fitnah dan trading insider. Oleh karena itu Romo Nano mengajak kita semua untuk selalu memilih KEBAIKAN AGAR KEBAJIKAN mengikuti dan menolak melakukan keburukan agar tidak mendatangkan kebusukan. Hal itu bisa ditempuh dengan mengakrabkan diri dengan ajaran Yesus Kristus dan semua guru kehidupan termasuk di dalamnya St. Ignatius Loyola, penulis buku Latihan Rohani yang di dalamnya memuat bahasan tentang Pembedaan Roh.

Di dalam buku Latihan Rohani tersebut dinyatakan secara gamblang bahwa Roh jahat selalu ingin membuat manusia semakin EGOIS: asosial & jauh dari Allah (manusia dalam keadaan berdosa) sementara Roh Baik selalu ingin membuat manusia semakin ALTRUIS: berkolaborasi dengan sesama

 & bekerjasama dengan Allah.

Untuk menguji sikap kita dalam melihat gerakan roh, sebenarnya kita bisa mencermati sikap sikap berikut ini:

  1. Ketidaktahuan atas peraturan yang jelas-jelas sudah dipublikasikan. Ini menunjukkan kebodohan atau sikap seenaknya sendiri.
  2. Kesengajaan melanggar peraturan entah dilakukan sendiri atau bersama-sama.
  3. Mengerjakan pekerjaan bukan untuk institusi tetapi untuk pihak lain atau untuk kepentingan diri sendiri
  4. Memiliki Hidden Agenda (Agenda tersembunyi): misalnya berlama-lama bekerja sehingga pekerjaan tidak selesai dan membutuhkan lembur. Agenda tersembunyinya adalah mendapatkan lemburan.
  5. Korupsi: menggunakan waktu kerja untuk melakukan AKTIVITAS PRIBADI: WAnan, Facebukan, main instagram, merokok berlama-lama, menjalankan pekerjaan pribadi/bisnis pribadi.
  6. Favoritisme: MENGANAKEMASKAN karyawan tertentu yang disukai  & MENELANTARKAN karyawan lain yang tidak disukai.
  7. CONFLICT OF INTEREST: Berbisnis yang sama dengan bisnis perushaan tempat bekerja.

Hal-hal tersebut di atas bisa dijadikan parameter kita dalam melihat apakah Roh Baik atau Roh Jahat yang kita dengarkan dan hidup dalam diri kita. Semakin banyak  lakukan 7 point di atas, maka bisa dilihat bahwa hidup kita dikuasai oleh Roh Jahat.

Suasana hati yang berada dalam kuasa Roh Baik bisa dilihat dalam beberapa contoh berikut ini:

  1. MURAH HATI TANPA PAMRIH PRIBADI: kendati banyak pekerjaan tetapi tetap ringan tangan membantu teman yang pekerjaannya lebih berat.
  2. RELASI SINERGIS: adanya relasi sinergis antara Direktur, Manager & anak buah.

MISA IGNATIUS DAY

Misa Ignatius Day dilaksanakan pada hari Sabtu, 31 Juli 2021, dimulai pk 17.00. Misa dipimpin oleh Romo Istanto SJ, Ketua Yayasan Karya Bakti Surakarta. Misa dilaksanakan secara online diikuti oleh anggota komunitas Kolese Mikael (dosen, guru, karyawan, mahasiswa) dan para alumni ATMI & SMK Mikael. 

Dalam kotbahnya Rm Istanto menyampaikan beberapa hal penting yang bisa dijadikan renungan:

  1. Bejana Tanah Liat. Kata LOYOLA secara harafiah berarti tempat yang berlumpur. Layaknya tukang periuk Tuhan  dalam tangan-Nya mengambil segenggam tanah liat – yaitu IGNATIUS – dan membentuknya menjadi sebuah bejana baru. Tanah liat tetap tanah liat, tetapi dengan menjadi bejana, ia dapat digunakan sebagai alat yang berbeda dan berguna. Inigo (Ignatius Loyola) akan digunakan Tuhan membawa penghormatan dan kemuliaan bagi Tuhan.
  2. Canon Ball. Adalah peristiwa Pamplona yang mengubah arah hidup Santo Ignatius. Dalam kekuatan ragawi sekaligus tersimpan kerapuhan. Di usia muda dengan hasrat besar memperoleh kehormatan duniawi namun diremukkan oleh sebuah martil yang melumpuhkan kakinya. Dalam ambisi menggebu untuk memeluk bumi, terdapat kehampaan hati kefanaan diri. Kehormatan dan gengsi itu sedemikian menguasai dirinya, sehingga dengan tentara sedikit pun tetap harus melawan kekuatan dahsyat musuh, karena tentara perancis jauh lebih unggul. Sebagai lelaki dan demi kehormatannya tentu Inigo tidak mau melarikan diri: harus dihadapi. Martil itu seolah meruntuhkan semua ambisi duniawi, yang berujung pada metamorfosa diri dari manusia duniawi menjadi manusia rohani yang mengabdikan hidupnya sepenuhnya pada Allah.
  3. Sharing Kehidupan. Bagi Rom Is, bejana hidup kita menjadi seperti sekarang ini dibentuk dalam peristiwa dan sejarah. Beliau adalah anak seorang guru SD pedesaan miskin, memiliki budaya pedesaan dan pertanian desa, dalam keluarga besar, 13 bersaudara. Budaya desa hidup dalam dirinya: ngarit – nyari rumput untuk kambing dan sapi, macul, menanam jagung, menyiangi padi, menyiram tembakau, memanen cabe, angon wedus dan angon bebek… dst. Latar belakang ini tidak mengekang hidup manusia tetapi bisa menjadi awal dari sebuah kehidupan baru. Di akhir sharing Romo Is mengajak kita semua untuk mencari canon ball apa yang mengubah hidup kita sehingga menjadi baru. Setiap dari kita memiliki Canon Ballnya sendiri-sendiri.
  4. AMDG: Ad Maiorem Dei Gloriam. Canon Ball yang dialami Ignatius mengubah seluruh pemikiran dia, dari berjuang demi kemasyuran duniawi menjadi berjuang Demi Kemuliaan Allah yang lebih Besar. Inilah kebesaran Ignatius ketika sudah menjadi manusia yang bermetamorfose. Dalam buku Pater Gerald Coleman Walking With Inigo kita bisa mengambil beberapa inspirasi:
  5. Inigo pribadi yang persuasif, memiliki kemampuan membujuk tinggi, mampu mengumpulkan berbagai alasan dengan akal budinya untuk mendukung pendapatnya.
  6. Ambisius. Perang di Pamplona melawan Perancis merupakan kesempatan bagi dia untuk mendapatkan kemsayuran dan kehormatan dari sang Raja.
  7. Kehendak yang kuat dan gigih dalam pendapat. Di Pamplona orang lain tidak mau, dia maju berperang dengan nyawa taruhannya.
  8. Sangat percaya diri akan kemampuannya. Kelak kepercayaan diri ini bergeser dan berubah menjadi percaya sepenuhnya kepada Tuhan.
  9. Keberanian dan kekuatan yang dapat mempengaruhi orang lain.
  10. Iman yang teguh. Keteguhan iman ini dibentuk dari keluarga. Iman ibunya sangat berpengaruh bagi hidup Ignatius. Dari sini nanti lahir semangat centire cum ecclecia, kesepahaman dengan gereja. Itulah sebabnya mengapa Ignatius sangat taat pada gereja. Kelak merka bersama teman-temannya berkaul taat kepada Paus di Roma, padahal masa itu banyak sekali orang beriman yang meninggalkan gereja.

Semoga semangat Santo Ignatius hidup dalam diri kita semua, sebagai teladan orang beriman, pekerja keras dan pengabdI Allah yang sangat magis.