MISA SYUKUR PEMBUKAAN TAHUN PERKULIAHAN

Untuk mengawali perkuliahan pada Tahun Pembelajaran 2021-2022, seperti biasanya, Politeknik ATMI Surakarta selalu mengadakan misa syukur untuk memohon berkat agar kegiatan pembelajaran selama setahun ke depan mendapatkan berkat dari Tuhan yang maha kuasa. Tema Misa Syukur mengikuti Motto mahasiswa baru Angkatan 54: RUNNING OF THE HORIZON OF HOPE TO REACH THE FACTORY.

Misa syukur dipersembahkan oleh Rm. Andre Soegijapranata SJ. Mengingat masih dalam masa PPKM, maka kegiatan misa dilaksanakan secara daring (melalui media Zoom dan Youtube Streaming). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas akademi: dosen, instruktur, karyawan dan seluruh mahasiswa.

Dalam misa ini sekaligus diadakan pelantikan pengurus Senat Mahasiswa (Sema) dan Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), yang secara simbolis diwakili oleh ketua Senat Mahasiswa dan ketua Badan Perwakilan Mahasiswa. Secara khusus Rm. Andre memberikan pesan agar Sema dan BPM bertindak aktif dan kreatif untuk menggunakan berbagai sarana teknologi dalam melibatkan seluruh mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan. Situasi pandemi bukan menjadi halangan untuk berkegiatan. Jika tidak bisa dilakukan secara offline, masih ada teknologi komunikasi yang bisa digunakan secara online.

Dalam kotbahnya, Rm. Andre menyampaikan 5 poin penting:

  1. Compassion. Inti dari spirit ini adalah memberi hati pada orang lain. Namun perhatian itu tidak hanya pada kata-kata, tetapi terlebih pada perbuatan nyata. Namun dalam kenyataan, banyak orang yang sulit memberi perhatian kepada orang lain karena mereka sendiri masih membutuhkan perhatian. Untuk itu dibutuhkan sikap  lepas bebas.
  2. Belajar Menjadi Manusia. Tujuan pembelajaran di ATMI adalah agar bisa menjadi manusia yang bersikap kritis.  Konsekuensinya setiap mahasiswa harus berani bertanya dan berdebat. Jika diam saja berarti tidak belajar. Kritis itu bukan untuk membuat perpecahan atau konflik. Mengutip dari bacaan Ijil (tentang membayar pajak kepada Bait Allah), Rm Andre mengatakan bahwa membayar pajak Bait Allah sebenarnya tidak adak kewajiban bagi semua orang Yahudi. Hukum itu sifatnya suka rela bagi orang Yahudi. Ketika Jesus disinggung soal ini, Dia tidak melakukan konfrontasi, tidak berkelahi dengan para pemuka agama. Dia tidak ingin menjadi batu sandungan, oleh karena itu Jesus meminta kepada muridNya untuk membayar pajak ke Bait Allah. Inilah sikap kritis yang diajarkan oleh Jesus.
  3. Menjadi mahasiswa adalah untuk persiapan hidup. Beliau menyampaikan bahwa 3 atau 4 tahun itu bukan waktu yang lama. Setelah lulus kuliah mahasiswa harus siap bekerja dan menjalani kehidupan sebagai manusia dewasa. Oleh karena itu, waktu yang ada di ATMI ini harus dipergunakan sebaik-baiknya dalam mempersiapkan memasuki kehidupan nyata.
  4. Peraturan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kampus ATMI memiliki banyak sekali peraturan. Terkait dengan banyaknya peraturan itu, Rm. Ande menekankan bahwa aturan itu harus diikuti karena mengerti esensi dari peraturan tersebut. Mahasiswa harus memahami esensi dari semua peraturan yang ada dan tidak bersikap menjadi robot (asal mengikuti peraturan  dan perintah). Mahasiswa harus berpikir kritis dan mencari makna kehidupan dari semua peraturan yang ada.
  5. Memiliki Harapan. Ketika hidup tidak berpengarapan makan akan menjadi lemah. Kuliah di ATMI bukan hal yang mudah oleh karena itu harus membangun harapan terus menerus agar tidak menjadi lemah.

Setelah kotbah dan sebelum melanjutkan misa, Rm Andre sempat melakukan pemberkatan dan pelantikan kepada pengurus Senat Mahasiswa dan Badan Perwakilan Mahasiswa.